MAKALAH
BURUNG MERPATI
Disampaikan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Matakuliah Biologi
Dosen Pengampu Dr. Ir. Doso Sarwanto, M.P.
Oleh:
1. Agus
Waluyo (1651010655)
2. Leni
Apriliani (1651010650)
3. Miki
Sugiarti (1651010635)
Semester 1
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyusun makalah burung merpatisebagai
materi dalam matakuliah Biologi.Makalah ini berjudul “Burung Merpati”.Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis.Untuk itu penulis senantiasa
menerima kritik dan saran yang bersifat positif demi tercapainya kesempurnaan
makalah ini.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Dr. Ir. Doso Sarwanto, M.P. sebagai dosen pengampu matakuliah
Biologi.
2. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Unwiku Purwokerto yang
telah memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik kepada penulis.
3. Semua teman-teman dan pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Purwokerto, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
- Sistematika Burung Merpati ………………………………………………..5
- Habitat dan Kehidupan Burung Merpati ……………. ……………………10
- Respirasi pada Burung Merpati……………………………………………..11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................ 17
B. Saran .............................................................................................................. 17
Daftar Pustaka
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Burung merpati merupakan salah satu unggas yang
dekat dengan manusia.Merpati merupakan burung yang mudah beradaptasi di daerah
liar atau di kondisi lingkungan pemukiman.Merpati tidak hanya dipelihara
sebagai satwa kesayangan, yaitu sebagai ternak hias dan balap, melainkan
termasuk salah satu penghasil daging yang cukup baik. Sampai saat ini, cara
pemeliharaan burung merpati umumnya masih tradisional. Burung merpati
dipelihara secara ekstensif, yaitu merpati dilepas dan sering berkeliaran
mencari makan sendiri.Pakan burung merpati berupa jagung, beras merah dan
terkadang sisa makanan yang ada di tanah.Burung merpati tersebar dimana-mana,
bahkan dapat ditemukan diberbagai belahan dunia, kehidupan burung merpati
tergantung pada iklim lingkungan juga.
Sistem
pernapasan pada hewan menyusui dan burung merpati sangat berbeda, pada burung,
aliran udara hanya satu arah.Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara
yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan
persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya
akan tingkat energi yang tinggi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dalam
makalah ini adalah
1. Bagaimana
sistematika pada burung merpati?
2. Bagaimana
habitat dan kehidupan burung merpati?
3. Bagaimana
respirasi pada burung merpati?
C.
TUJUAN
Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah
1. Penulis
dapat mengetahui sistematika pada burung merpati;
2. Penulis
dapat memahami habitat dan kehidupan burung merpati;
3. Penulis
dapat mengetahui respirasi pada burung merpati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEMATIKA BURUNG MERPATI
Burung merpati (Columba domestica) tubuhnya tertutup oleh
bulu yang merupakan modifikasi dari sisik dan dibedakan atas caput, cervix,
truncus dan cauda.Cervixnya panjang dan mudah digerakkan ke berbagai jurusan.
Cauda berfungsi sebagai pengemudi dan sebagai suatu permukaan untuk
menyokong pada saat terbang. Dua buah sayap merupakan anggota atas dan
anggota bawahnya berupa tungkai. Merpati berkembang biak dengan cara
bertelur atau ovipar. Kerangka tubuh Aves berasal dari tulang sejati, kuat dan
ringan (Radiopoetro, 1977). Burung merpati (Columba domestica) mempunyai paruh
pendek dan ramping. Kulitnya lunak, temboloknya besar, dan telurnya berwarna putih.
Kulit penutup tubuhnya dilengkapi dengan bulu-bulu yang berfungsi sebagai
pelindung tubuh dari suhu luar dan suhu lingkungan (Hadjijah,1985). Burung
merpati (Columba domestica) memiliki bulu berwarna cokelat atau abu-abu yang
sangat khas dengan bercak-bercak kontras dengan warna yang lebih cerah.Bulunya
lembut dan sering sekali tidak terpancang kokoh tapi kuat. Paruh bagian atas
burung merpati terdapat tonjolan daging yang disebut cerome
(Djuhanda,1982). Burung merpati (Columba domestica) digunakan sebagai bahan
praktikum karena mempunyai tubuh yang relatif besar sehingga mudah
diamati.Merpati juga dapat diperoleh dengan mudah. Columba domestica juga
mempunyai organ-organ yang lengkap untuk mewakili class Aves.
Menurut Jasin (1989) klasifikasi Burung Merpati (Columba
domestica) adalah sebagai berikut :
Phylum
: Chordata Subphylum
Vertebrata
Classis : Aves
Ordo
: Colombiformes
Familia
: Columbidae
Genus
: Columba
Spesies
: Columba domestica
1. Morfologi
Burung Merpati
Tubuh burung dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher)
yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas
anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh
waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat,
sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar.Mulut mempunyai rostum (paruh)
yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang
bawah.Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah
luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.Pada atap paruh atas terdapat
lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah
luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala
dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan
yang dapat ditarik menutup mata.Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata
terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus.Di bawah ekor
terdapat anus.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh
vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan
sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal
yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam
pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk
bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk
bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a) Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip
rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus.
Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.
b) Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir
sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c) Plumae, Bulu yang sempurna.
d) Barbae
e) Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap
barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu
menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan
plumae terdiri dari :
-
Shaft
(tangkai), yaitu poros utama bulu.
-
Calamus, yaitu
tangkai pangkal bulu.
-
Rachis, yaitu
lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis
dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
-
Vexillum, yaitu
bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan
lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas
disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut
letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
-
Tectrices, bulu
yang menutupi badan.
-
Rectrices, bulu
yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
-
Remiges, bulu
pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
a.
Remiges
primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
b. Remiges secundarien
yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
c.
Remiges tertier yang terletak paling
dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
-
Parapterum, bulu yang menutupi
daerah bahu.
-
Ala spuria, bulu kecil yang menempel
pada ibu jari (Jasin, 1984).
Gambar
2.1
Morfologi
Burung Merpati
2.
Anatomi Burung Merpati
1.
Sistem Digestori
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di
dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat
tanduk.Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian Å“sophagus yang
panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan.Dari crop masuk saluran yang
sering disebut gizard.Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam)
sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras
sebelah dalam yang menghasilkan sekresi.Di dalam gizard sering terdapat batu
kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan.Oleh karena itu beberapa
jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang
tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang
terbagi atas bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca
dan yang terakhir adalah anus. Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai
cæcum yang merupakan saluran buntu.Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu
bursa fabricii pada hewan yang masih muda.Fungsi yang sebenarnya belum
diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi.Hepar sebagai salah satu
kelenjar pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi.Pada
beberapa aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus.Pada burung
merpati vesica fellea tidak ada.Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga
saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum.Sehubungan dengan makanan,
terjadi adaptasi paruh (Jasin, 1992).
2.
Sistem
Urogenital
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah
coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial).Tiap-tiap ren terbagi atas 4
lobi.Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan
berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring
secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum
akan dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin, 1992).
Ginjal
bertipe metanefros berwarna coklat tua.Saluran ureter bermuara langsung pada
kloaka dan tidak ada kandung kemih.Ekskret semi solid (mengandung
urat).Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal.Sekret dari
gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel).Fertilisasi
terjadi di dalam.Ovarium hanya satu yang sebelah kiri.Sebelum telur dikeluarkan
mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18
hari (Brotowidjoyo, 1989).Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat
berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang
kiri. Dari
masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter
yang berawal dari ren.Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang
merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara
sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka.Pada hewan
betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil
dan tidak bekerja lagi).Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong.Lubang oviduct disebut
ostium abdomanalis.Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan
kopulasi (Jasin, 1992).Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung
saling tempel kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung
masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct.Organ
reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri.Tuba merupakan
oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar (Soewasono, 1989).
3.
Sistem
Pernapasan
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja
dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen
dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui.
Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh manusia.Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat
menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung.Itulah mengapa
paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda. Pada hewan
menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran,
dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon
dioksida terjadi di sini.Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah
berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah.Udara
baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui
lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi
burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael
Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal
menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus
(cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi
tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian
yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah
sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui
paru-paru.Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil
tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya
sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain
yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan,
sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung.Aves bernafas
dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang
menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.
Kantong
udara terdapat pada :
- Pangkal leher (servikal)
- Ruang dada bagian depan (toraks
anterior)
- Antar tulang selangka (korakoid)
- Ruang dada bagian belakang (toraks
posterior)
- Rongga perut (saccus abdominalis)
- Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi
kantong udara :
·
Membantu pernafasan terutama saat
terbang
·
Menyimpan cadangan udara (oksigen)
·
Memperbesar atau memperkecil berat
jenis pada saat burung berenang
·
Mencegah hilangnya panas tubuh yang
terlalu banyak.
Paru-Paru khusus pada burung-burung mempunyai bentuk tubuh
yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya,
reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan
hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara melalui batang
tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui ujung
yang berlawanan."Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk
memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang.Evolusi bentuk seperti ini
dari reptil tidaklah mungkin.
Inspirasi
: udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta)
berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar.
Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya
oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan
sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi
: otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi
semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari
pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru
yang kaya karbondioksida ke luar. Aliran udara searah dalam paru-paru burung
didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan
udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu
ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan
aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang
rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat
mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang
korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke
paru-paru.
4. Sistem sirkulasi kelas aves
Alat sirkulasi berupa jantung yang
terdiri dari 4 ruangan dengan sekat sempurna, arteri dan vena. Sistem sirkulasi
pada aves sama seperti manusia. Sirkulasi darah pada aves : darah dari vena
kava masuk pada atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa
ke paru-paru melalui pulmonalis lalu menuju ke ventrikel kiri, darah dipompa ke
seluruh tubuh melalui aorta.
5. Sistem Saraf
Sistem regulasi aves sama seperti
sistem regulasi vertebrata lainnya yaitu sistem saraf, endokrin dan indra.Berikut ini merupakan susunan saraf
pada burung adalah:Otak dan sumsum belakang.
Otak dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
§ Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai
neuron dan bentuknya juga tidak berlipat-lipat.
§ Otak kecil.
Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur
keseimbangan pada waktu terbang atau melayang-layang.
§ Otak tengah.
Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi
penglihatan.
§ Sumsum
lanjutan.
Indra perasa terdapat kuncup-kuncup
perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan aves memilih
makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor tekanan pada
paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan
observasi. Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni
rongga luar, tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae
pituitaria atau hypophysa sebagai ‘the master of glands’, terletak pada dasa
otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena
jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis
(Jasin, 1992).
B. HABITAT DAN KEHIDUPAN BURUNG
MERPATI
Burung
merpati tersebar dimana-mana, bahkan dapat ditemukan diberbagai belahan dunia.Contohnyaburung Merpati (Columba
Livia) adalah salah satu burung yang masuk dalam famili Columbidae yang berasal
dari Afrika, Eropa dan Asia Tenggara, dimana burung ini banyak ditemukan
tersebar di seluruh belahan dunia. Burung merpati biasanya memiliki ekor yang
tebal dan tidak terlalu panjang dengan warna bulu yang bervariasi misalnya ada
yang berwarna hitam, abu-abu, putih ataupun coklat.Burung merpati sendiri bisa
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu burung merpati domestik dan burung merpati
liar.Burung merpati domestik biasanya hidup di daerah area urban, sedangkan
untuk burung merpati domestik biasanya hidup di daerah hutan atau pantai.
Contoh
lain seperti Merpati karolina menempati berbagai habitat terbuka dan semi
terbuka, seperti daerah perkotaan,
pertanian,
tanah terbuka berumput, padang rumput,
dan hutan
terbuka. Ia menghindari rawa-rawa dan hutan yang tebal.
Spesies ini telah beradaptasi dengan baik terhadap area yang telah diubah oleh
manusia. Umunya, sarang merpati karolina berada di kota atau dekat pemukiman
petani.
Merpati
dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan
kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak.Kondisi
lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi merpati
yang bersangkutan yang meliputi jenis merpati, umur, tingkat kegemukan, bobot
badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat
kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila
terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan
konsumsi pakannya. Konsumsi pakan merpati biasanya menurun sejalan dengan
kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya,
maka tubuh merpati akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap
pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah,
merpati akan membutuhkan pakan karena merpati membutuhkan tambahan panas.
Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan
merpati dengan cara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Selain itu, sepanjang hidupnya burung merpati
hanya memiliki satu pasangan saja, baik merpati jantan ataupun betina aktif
dalam proses reproduksi termasuk dalam hal membesarkan anaknya.
C. SISTEM RESPIRASI BURUNG MERPATI
Sistem
pernapasan pada hewan menyusui dan burung merpati sangat berbeda, pada burung,
aliran udara hanya satu arah.Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara
yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan
persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya
akan tingkat energi yang tinggi.
Dalam
hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama
terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan
paru-paru.Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali,
membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam
satu arah melalui paru-paru.Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada
kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem
pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang
belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa
pun.
Aliran
udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung
udara.Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke
dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru.
Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi. Semakin tinggi seekor burung
terbang maka semakin tipis/sedikit oksigen yang tersedia di udara maka
paru-paru burung harus dapat memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan
untuk terbang.
Burung
memiliki alat pernapasan berupa paru-paru dan kantong-kantong udara berdinding
tipis yang terhubung dengan paru-parunya.Ketika kantong-kantong udara
digembungkan, tubuh burung sangat ringan.Kantong udara itu juga digunakan oleh
burung untuk mengambil oksigen sebanyak mungkin.
Pada
burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru.Paru-paru
burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh
tulang rusuk.Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru
atau kantung-kantung udara berselaput tipis (air sacs/sakus pneumatikus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Di kantung-kantung udara (air sacs)
tidak terjadi difusi gas pernapasan: kantung-kantung udara hanya berfungsi
sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya
kantung-kantung udara maka pernapasan pada burung menjadi efisien.
Kantung-kantung udara terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian
depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian
belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya
udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi
otot antar tulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan
tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara
dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga
dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang
masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke
kantung-kantung udara sebagai cadangan udara.
Gambar
2.2
Alat
pernafasan pada burung merpati
1.
Mekanisme
Pernapasan
Proses
pernapasan pada saat burung tidak terbang. Pada saat otot tulang rusuk
berkontaksi, tulang rusuk bergerak actor depan dan tulang dada bergerak ke
bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun.Hal ini menyebabkan
udara yang kaya dengan oksigen masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk
ke dalam kantung-kantung udara.Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang
rusak bergerak actor belakang dan tulang dada bergerak.Rongga dada mengecil dan
tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru.Demikian
juga udara dari kantung-kantung udara keluar melalui paru-paru.Pengambilan
oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi.Pertukaran
gas hanya terjadi di dalam paru-paru.Inspirasi adalah udara kaya oksigen masuk
ke paru-paru.Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang
rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya tekanan udara dada
menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang
masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong
udara sebagai cadangan udara.Ekspirasi adalah otot interkosta relaksasi
sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula.Akibatnya rongga dada
mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar.Ini
menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.
2.
Kantung
Udara Pada Paru Paru Merpati
Udara
pada kantung-kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara di paru-paru
berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya.Saat sayap mengepak
atau diangkat ke atas maka kantung udara di tulang korakoid terjepit sehingga
oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru.Sebaliknya, ekspirasi terjadi
apabila ototactorstal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke
posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar
dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon
dioksida keluar.Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung
udara masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler
di paru-paru.Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat
ekspirasi maupun inspirasi.
Ketika
burung terbang gerakan otot dada dapat mengganggu pengambilan oksigen oleh
paru-paru.Karena itu, selain dengan bernapas dengan paru-paru, pada saat
terbang burung bernapas dibantu dengan kantong udara (air sacs). Kantong udara mempunyai fungsi antara lain untuk
membantu pernapasan pada waktu terbang, membantu memperbesar ruang siring
sehingga dapat memperkeras suara, menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh
hingga tidak kedinginan dan membantu mencegah hilangnya panas badan yang
terlalu besar.
3.
Kecepatan
Bernafas
Kecepatan
bernafas pada bangsa burung tergantung pada ukuran badan, seks, rangsangan, dan
berbagai actor lain. Pada umumnya bangsa burung yang lebih kecil mempunyai
kecepatan (frekuensi) pernafasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
lebih besar, misalnya pada bangsa unggas jantan seperti merpati, itik, angsa,
kalkun, dan anak ayam adalah 28, 42, 20, 28, dan 16 kali/menit secara
berturut-turut; sedangkan yang betina 16, 110, 40, 49, dan 28 secara
berturut-turut. Kecepatan bernafas bertambah bila suhu badan meningkat. Pada
anak ayam yang suhu badannya 43,5°C – 44,5°C, kecepatannya bisa mencapai 140 – 170
kali/menit.
Gambar
2.3
Sistem
pernafasan pada burung yang khas
4. Pernafasan Selama Terbang
Persediaan
dan kecepatan oksigen (O2) berdifusi dalam paru-paru sangat penting artinya
burung pada waktu terbang.Pada waktu terbang konsumsi oksigen bisa 10 – 15 kali
lebih banyak dibandingkan dengan pada keadaan istirahat.Konsumsi itu juga
tergantung pada kecepatan terbang. Pada kecepatan terbang 35 km/jam, oksigen
yang diperlukan rata-rata 21,9 ml/g/jam atau 12,8 kali lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan tidak terbang, dan pada kecepatan terbang 40 km/jam
konsumsi oksigen 23ml/g/jam.
Konsumsi
oksigen paling tinggi pada waktu terbang menaik dan paling rendah pada waktu
terbang menurun.Beberapa peneliti mengasumsikan bahwa pernafasan (aliran udara
paru-paru) ada hubungan (sinkronisasi) dengan berbagai gerakan sayap pada waktu
terbang.Pada waktu sayap bergerak ke bawah, terjadi ekspirasi.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Tubuh burung dibedakan atas
caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda
(ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat
seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Burung
merpati tersebar dimana-mana, bahkan dapat ditemukan diberbagai belahan dunia.Contohnyaburung Merpati (Columba
Livia) adalah salah satu burung yang masuk dalam famili Columbidae yang berasal
dari Afrika, Eropa dan Asia Tenggara, dimana burung ini banyak ditemukan
tersebar di seluruh belahan dunia. Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan
burung merpati sangat berbeda, pada burung, aliran udara hanya satu arah.Udara
baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui
lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi
burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.
B.
SARAN
Diharapkan
pembaca dapat memberikan masukan kepada kami untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tjahpordjo.(2011).Burung
Merpati Secara
Consisteria.(2013). Sistem Pernafasan
Burung
Wikipedia (2014).Merpati
Academia (2010)anatomi burung
Soloraya
(2013) burung merpati
Wikipedia (2013)
columbidae https://id.wikipedia.org/wiki/Columbidae
i need help please this for my school project thankyou so much
BalasHapushttps://ctworksss13.hatenablog.com/
.